Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Kabi Gelar Webinar Pendidikan Pemilu Perempuan, Ini Pesan Komisioner Bawaslu NTB…

Bawaslu Kabi Gelar Webinar Pendidikan Pemilu Perempuan, Ini Pesan Komisioner Bawaslu NTB…
Momen webinar pendidikan pemilu perempun yang digelar oleh Bawaslu Kabupaten Bima, Senin (4/10/2021)

Bima, Bawaslubimakab,-Kualitas pemimpin adalah cerminan bagi rakyat yang dipimpin. Pribadi yang jujur dengan landasan iman dan takwa yang kuat, tentunya akan memilih pemimpin yang memiliki kualitas iman serta amanah. Pemimpin yang beriman dan amanah, akan memberikan rasa aman bagi rakyat dan lingkungannya.

Karena itu, komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Suhardi, S. IP, M.H., mengingatkan para pihak untuk menjadi pribadi yang berintegrigritas tinggi dengan memegang teguh pada nilai agama yang dianut sesuai kepercayaan masing-masing, dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Pesan tersebut, disampaikan oleh mantan Ketua Dewan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB ini, pada saat menjadi narasumber pada kegiatan webinar pendidikan pemilu perempuan yang digelar oleh Bawaslu Kabupaten Bima, Senin (4/10/2021)

Sebagai umat yang beragama, kata dia, harus mampu bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai ajaran agama yang dianut. Karena, tambahnya, jika ajaran agama  diterapkan dalam keseharian, maka akan mampu menekan berbagai penyimpangan, termasuk di dalamnya ketimpangan dalam proses demokrasi.

“Ibadah itu seharusnya tidak hanya dilakukan di dalam masjid, pure, gereja dan tempat ibadah lainnya sesuai kepercayaan masing-masing. Namun,  setiap langkah dan tindakan di manapun berada, nilai agama harus selalu melekat dalam diri,” harapnya.

Menurutnya, sehebat dan sesempurna apapun aturan, jika tidak didasari oleh kesadaran, maka celah untuk melakukan penyimpangan itu selalu ada, dan tentunya setiap perbuatan akan memiliki konsekwensi bagi yang melakukannya.

Pemilu, lanjutnya, semestinya menjadi kanal untuk melakukan ibadah sebagai ladang amal. Namun, kenyataannya masih nampak berbanding terbalik. Terbukti, dalam proses pemilu masih banyak ditemukan oknum-oknum tertentu yang menciderai nilai-nilai demokrasi. Akibatnya, oknum yang melanggar ada yang dipenjara, dicoret menjadi calon, serta sanksi lainnya sesuai tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Karena itu, pria yang akrab disapa Bang Hardi ini, menghimbau peserta webinar dan semua pihak untuk berkontribusi dalam menyukseskan pemilu yang demokratis serta bermartabat, untuk terpilihnya pemimpin yang berkualitas sesuai dengan harapan bersama. Untuk mewujudkan hal tersebut, tambahnya, harus menjadi pribadi yang jujur dalam memberikan hak demokrasi, dengan berpegang teguh pada tali agama, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dengan memasyaraktkan keluarga sadar hukum.